Coba jawab judul tulisan ini. Apakah jawabanmu? Ya? Tidak? Yang terpenting adalah dia mau menerimamu bagaimana pun keadaanmu dan mau berusaha untuk terus tumbuh bersamamu. Sama-sama bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Yang kedua, ia tidak lagi menarikmu ke belakang, dimana kesalahanmu pernah terjadi padahal kamu secara pribadi sudah berdamai dengan kejadian yang tidak diinginkan itu. Misalnya, kamu pernah tanpa sengaja memecahkan piring saat mencuci piring. Akan sangat tidak menyenangkan punya pasangan yang besok-besok kalau ada lagi piring yang pecah, kita lagi yang dibawa-bawa. Ini hanya contoh sederhanya saja ya. Karena fakta dilapangan pasti lebih kompleks.
Ada masa dimana aku belajar tentang arti kata amnesia. Di masa itu, amnesia berarti hilang ingatan. Melupakan sesuatu yang tidak ingin aku ingat lagi. Bahkan, lagu dengan judul Amnesianya - 5 SOS jadi playlist yang aku putar berulang-ulang berbulan-bulan. Waktu itu, seseorang berkata padaku ada satu hal yang ingin ia lakukan. Katanya, "Kau tahu? Aku mau lari. Lari sejauh-jauhnya, sekencang-kencangnya. Terus habis itu ketabrak mobil, terus hilang ingatan." "Kau mau amnesia? Kenapa?", tanyaku. "Iya, aku berharap, aku bisa melupakanmu". Singkat cerita, aku pun mengalami masa dimana aku sungguh ingin lari dari realita yang ada, memulai sesuatu yang baru, dengan dunia yang baru, sampai-sampai aku mengharapkan amnesia juga. ( Melo sekali diriku -_-") **** 1 Maret 2025 Mari kembali kesaat ini. Aku mempelajari hal menarik tentang lupa. Kenapa kita bisa lupa? Kenapa ada yang bisa kita lupakan dengan mudah dan ada yang tidak? Lupa itu untuk apa? Seperti halnya...