Coba jawab judul tulisan ini. Apakah jawabanmu? Ya? Tidak? Yang terpenting adalah dia mau menerimamu bagaimana pun keadaanmu dan mau berusaha untuk terus tumbuh bersamamu. Sama-sama bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Yang kedua, ia tidak lagi menarikmu ke belakang, dimana kesalahanmu pernah terjadi padahal kamu secara pribadi sudah berdamai dengan kejadian yang tidak diinginkan itu. Misalnya, kamu pernah tanpa sengaja memecahkan piring saat mencuci piring. Akan sangat tidak menyenangkan punya pasangan yang besok-besok kalau ada lagi piring yang pecah, kita lagi yang dibawa-bawa. Ini hanya contoh sederhanya saja ya. Karena fakta dilapangan pasti lebih kompleks.
Disclaimer : Tulisan ini dibuat sebagai pengingat buat aku yang bertambah usia bertambah pula lupanya. Tanggal merah yang biasanya menjadi tempat berlabuh istirahat fisik dan pikiran kali ini nggak. Kenapa? Yupz. Aku nggak akan cerita detailnya, karena keknya ini nggak perlu diingat. Tapi ada pelajaran penting yang harus diingat. Pertama, kesombongan adalah awal kehancuran. Firman Tuhan juga katakan demikian di Amsal. Bukan aku yang sombong ygy. Posisiku hanya korban kesombongan di sini. Kenapa awal kehancuran? baca selanjutnya. Kedua, Jangan pernah menghakimi apapun keputusan orang atas hidupnya. Kenapa? Karena kamu nggak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi dan realita apa yang harus ia hadapi ketika ia diperhadapkan pada saat keputusan itu harus diambil. Yeah, ngomong dan menjudgje gini-gitu hidup orang lain itu gampang banget. Ketiga, Tuhan nggak pernah membiarkan anak-Nya yang takut akan Dia direndahkan. Iya. Pada kasus ini, Pelaku langsung dapat 'tamparan' balik. Kee