Langsung ke konten utama

Postingan

Pernah Berpikir Punya Pasangan yang Sempurna?

Coba jawab judul tulisan ini. Apakah jawabanmu? Ya? Tidak? Yang terpenting adalah dia mau menerimamu bagaimana pun keadaanmu dan mau berusaha untuk terus tumbuh bersamamu. Sama-sama bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Yang kedua, ia tidak lagi menarikmu ke belakang, dimana kesalahanmu pernah terjadi padahal kamu secara pribadi sudah berdamai dengan kejadian yang tidak diinginkan itu. Misalnya, kamu pernah tanpa sengaja memecahkan piring saat mencuci piring. Akan sangat tidak menyenangkan punya pasangan yang besok-besok kalau ada lagi piring yang pecah, kita lagi yang dibawa-bawa. Ini hanya contoh sederhanya saja ya. Karena fakta dilapangan pasti lebih kompleks.
Postingan terbaru

Kenapa Kita Lupa?

Ada masa dimana aku belajar tentang arti kata amnesia. Di masa itu, amnesia berarti hilang ingatan. Melupakan sesuatu yang tidak ingin aku ingat lagi. Bahkan, lagu dengan judul Amnesianya - 5 SOS jadi playlist yang aku putar berulang-ulang berbulan-bulan. Waktu itu, seseorang berkata padaku ada satu hal yang ingin ia lakukan. Katanya, "Kau tahu? Aku mau lari. Lari sejauh-jauhnya, sekencang-kencangnya. Terus habis itu ketabrak mobil, terus hilang ingatan." "Kau mau amnesia? Kenapa?", tanyaku. "Iya, aku berharap, aku bisa melupakanmu". Singkat cerita, aku pun mengalami masa dimana aku sungguh ingin lari dari realita yang ada, memulai sesuatu yang baru, dengan dunia yang baru, sampai-sampai aku mengharapkan amnesia juga. ( Melo sekali diriku -_-") **** 1 Maret 2025 Mari kembali kesaat ini.  Aku mempelajari hal menarik tentang lupa. Kenapa kita bisa lupa? Kenapa ada yang bisa kita lupakan dengan mudah dan ada yang tidak? Lupa itu untuk apa? Seperti halnya...

Fokus pada Apa yang Tuhan Kerjakan Dalam Hidupmu

Disclaimer : Tulisan ini dibuat sebagai pengingat buat aku yang bertambah usia bertambah pula lupanya.  Tanggal merah yang biasanya menjadi tempat berlabuh istirahat fisik dan pikiran kali ini nggak. Kenapa? Yupz. Aku nggak akan cerita detailnya, karena keknya ini nggak perlu diingat. Tapi ada pelajaran penting yang harus diingat. Pertama, kesombongan adalah awal kehancuran. Firman Tuhan juga katakan demikian di Amsal. Bukan aku yang sombong ygy. Posisiku hanya korban kesombongan di sini. Kenapa awal kehancuran? baca selanjutnya. Kedua, Jangan pernah menghakimi apapun keputusan orang atas hidupnya. Kenapa? Karena kamu nggak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi dan realita apa yang harus ia hadapi ketika ia diperhadapkan pada saat keputusan itu harus diambil. Yeah, ngomong dan menjudgje gini-gitu hidup orang lain itu gampang banget. Ketiga, Tuhan nggak pernah membiarkan anak-Nya yang takut akan Dia direndahkan. Iya. Pada kasus ini, Pelaku langsung dapat 'tamparan' balik.  Ke...

Ngelmu Day 24

Setelah melihat beberapa persyaratan untuk lanjut studi, kerja, dkk. Saya sangat tertarik pada persyaratan 'belum menikah dan bersedia untuk tidak menikah selama mengikuti kegiatan x'. Saya jadi berpikir 1. Kesempatan untuk mencoba peluang (apapun) itu lebih besar pada mereka yang masih belum menikah. Kabar baik buat kamu yang masih single. Yuk, maksimalkan potensi dan kesempatan yang ada. 2. Kenapa beberapa peluang itu dibatasi oleh status 'menikah' seseorang? Apa kalau sudah menikah jadi tidak lagi produktif? Atau kalau sudah menikah akan menunda-nunda finishing? (Jika stereotipnya demikian, sangat disayangkan) Tidak sedikit dari mereka yang sudah menikah tetap produktif dan profesional. Kenapa ya? 🧐 3. Jodoh, Tuhan yang ngatur. Jadi kalau nanti selama program berlangsung, tetiba jodoh datang, gimana ya ...? Hahaha, beginilah pertanyaan dan pernyataan yang muncul di kepala. Satu kasus memiliki banyak sudut pandang untuk kita menyikapinya. 

Ngelmu Day 23

Rasanya melepas seseorang yang kita kasihi pergi itu, rasanya 'nyess' gitu. Entah pergi ke luar kota, pergi dinas, pergi untuk menyelesaikan urusan di luar kota. Selain perginya, rentang waktu kepergiannya menambah 'nyess' di hati. Tidak terbayangkan jika kepergiannya untuk selamanya. Betapa berat pasti rasanya. Pelukan sesaat sebelum keberangkatan adalah puncak saat air mata tidak lagi menyembunyikan keberadaannya. Mata berkaca-kaca dan tangis kerinduan adalah bunga-bunga saat melepaskan mereka yang kita kasihi.  Sebagai tim yang sebenarnya tidak bisa jauh, melepaskan yang terkasih pergi pasti akan ada dramanya. Entah menggekannya dinaikkan levelnya. Entah drama sok kuat 'aku gapapa' πŸ˜‚πŸ˜­ Semua ini sebenarnya adalah sebuah sistem perlindungan diri dari perasaan kesepian.  Ah, kuat-kuat bagi yang sedang dalam posisi ini. Semoga kita bisa dipertemukan kembali dengan mereka yang kita kasihi dalam keadaan sehat dan suka cita yang melimpah. 

Ngelmu Day 14

Orang yang bermalas-malasan dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara si perusak. (Amsal 18:9) Firman yang mengingatkan saya untuk tidak rebahan teroooosss.  Terkadang sayanya merasa capek di mode survival. Iya, mode survival. Rasanya butuh jeda dulu. Merebahkan tubuh. Menenangkan hati dan pikiran. Lalu menghayal. Seandainya... Seandainya...  Lucu memang, makhluk hidup bernama manusia ini (read : saya). Kalau jadwal padat ingin ada renggangnya. Kalau jadwal renggang malah rajin pengen padat aka produktif. Semangat ada tapi tenaga sudah tidak. Efek bertambah usia, guys.  Makin berusia makin harus segera khatam menyeimbangkan semangat dan tenaga, padat dan jeda, riuh dan rileks, kerja dan keluarga, rohani dan duniawi, dlsb. Ah, harus banyak belajar pada yang sudah khatam. Semoga kita selalu diberi kesehatan.

Ngelmu Day 13

Hari begitu lambat berjalan. Entah karena sel tubuhku yang menurunkan kecepatannya bekerja atau memang cuacanya yang kurang mendukung. Hari ini aku merasa tidak enak badan. Nafsu makanku menurun. Rasanya letih sekali. Namunku tetap pergi untuk menunaikan tugas. Rasanya mau tedoleh di atas sepeda motor. Kutahankan sambil berdoa. Selesai, aku singgah ke rumah ibu, melihat keadaannya yang semakin menua. Ku isi lah energi jiwa di sini. Ya, keluarga adalah rumah untuk kembali. Rumah untuk mengambil jeda untuk kemudian berangkat lagi.  Padamnya listrik membuat hari semakin lambat saja. Aku kembali ke rumahku dan harus menunggu esok untuk bertemu belahan jiwaku. Ya, ia dinas luar kota. Makin lama lah hari ini berlalu. Semoga besok kondisi badan sudah fit. Amin.

Ngelmu Day 12

Dalam iman dan pengharapan aku berharap sebuah pembelaan dari yang Kuasa. Dalam doa yang kusampaikan dalam tangis saat kabar itu sampai ke telinga, mengguncang mental. Saat waktunya tiba, Detik-detik menuju saatnya. Ting! Aku dibela!  Aku dibela! Doaku dijawab! Benarlah firman-Mu. Nyatalah janji-Mu bagi setiap orang yang menaruh pengharapan pada-Mu. Ya Abba Ya Bapa Untuk kesekian kalinya. Aku menangis karena cinta dan kasih setia-Mu. Ya Abba Ya Bapa Terimakasih πŸ˜­πŸ™‡πŸ»β€β™€οΈ