Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2014

Hai ^_^

Harga Menghargai

Seorang Ibu menggerutu di atas motornya. Wajahnya menyiratkan kekesalan. "nggak ada penghargaannya", ucap Ibu itu. Ibu ini baru saja meninggalkan wisma yang sedang ada acara resepsi pernikahan. Teman yang diboncengnya mengiyakan ucapan Ibu itu. Seringkali kita hanya menuntut penghargaan dari orang lain. Kita mau setiap orang ngasi perhatian sama kita. Care sama kita. Kita selalu mengomentari ketidakperhatian orang, kurang menghargailah, nggak ada sopannya lah dsb. Tapi... Pernahkah kita sadari bagaimana sikap kita selama ini pada orang lain? Adakah kita memberi perhatian pada orang lain? Adakah kita menghargainyaa? ucapannya, pendapatnya. Sudahkah? Seringkali kita lupa. Kita terlalu sibuk mengomentari orang lain tanpa mengingat bagaimana sikap kita pada orang lain. Ya, aku pun tidak luput akan kekhilafan itu. Setiap orang mau dihargai orang lain tapi tidak setiap orang mau menghargai orang lain.

Komunikasi

Seandainya manusia telah mencapai puncak evolusi komunikasi, dimana kita bisa berbicara dari hati ke hati tanpa mengeluarkan sepatah katapun, bagaimana jadinya nanti yah? *mikir* Banyak terjadi kesalahpahaman, salah memahami, salah menyimpulkan, salah menanggapi, dan salah-salah lainnya hanya dalam hal komunikasi. Beberapa menanggapi serius, beberapa lainnya tidak. Terkadang kita langsung mengambil kesimpulan yang menurut kalkulasi kita benar tentang seseorang. Tidak jarang kita salah menilai orang. Bagian tersulit dalam komunikaasi adalah diam. Kita bisa mengartikan banyak hal dari diam. Diam karena setuju. Diam karena tidak setuju. Diam karena ragu. Diam karena marah. Diam agar tidak terjadi kesalahpahaman baru. Tapi gara-gara diam muncul lagi begitu banyak masalah baru dikarenakan ada begitu banyak penafsiran yang ditarik. Seorang teman berkata padaku, " kekuatan komunikasi itu besar Nov. " Ya, aku tahu. Pada saat dia mengatakan itu aku kembali membuka pemahamank

Pengertian Emosi

Perbuatan atau perilaku kita sehari-hari pada umumnya disertai oleh perasaan-perasaan tertentu, seperti perasaan senang atau tidak senang. Perasaan senang atau tidak senang yang terlalu menyertai perbuatan-perbuatan kita sehari-hari disebut warna afektif. Dalam hal warna afektif ini kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah, lebih luas, lebih terarah. Perasaan ini disebut emosi (Sarlito, 1982:59) Emosi dan perasaan adalah dua hal yang berbeda. Tetapi perbedaan diantara keduanya tidak dapat dinyatakan dengan tegas. Emosi dan perasaan merupakan suatu gejala emosional yang secara kualitatif berkelanjutan, akan tetapi tidak jelas batasnya. Emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian diri dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Pada saat terjadi perubahan emosi seringkali terjadi perubahan-perubahan pada fisik, antara lain berupa :         Reaksi elektris pada kulit : meningkat bila terpesona .     Peredar

Tahap-tahap dalam proses belajar menurut Albert Bandura

Note :  Ini catatan aku waktu tadi diperpus. Aku takut hilang kayak file-file PPD aku barusan. :'( Jadi aku posting aja.             Menurut bandura (1977), seorang behavioris moderat penemu teori social learning / observational learning, setiap proses belajar (yang dalam hal ini terutama dalam belajar sosial dengan menggunakan model) terjadi dalam urutan tahapan peristiwa yang meliputi :       Tahap perhatian ( attentional phase) .   Tahap penyimpanan dalam ingatan ( retention phase )       Tahap reproduksi ( reproduction phase )       Tahap motivasi ( motivation phase ) Tahap-tahap di atas berawal dari adanya peristiwa stimulus atau sajian perilaku model dan berakhir dengan penampilan atau kinerja (performance) tertentu sebagai hasil/perolehan belajar seorang siswa. Dalam bukunya sosial learning Theory, Albert Bandura sebagaimana dikutip oleh Pressly  & McCormic (1995:217-218) menguraikan tahapan-tahapan tersebut kurang lebih seperti yang dipaparkan dibaw

Terimakasih Tuhan. Pagi Ini Indah Sekali.

Terimakasih Tuhan. Pagi ini indah sekali. Ya! Benar-benar indah. Hangatnya sinar mentariMu membakar gundaku yang berlarut-larut itu Tuhan. Terimakasih. Silir anginMu meniupkan kesedihanku, dimana aku tenggelam ke dalamnnya. Terimakasih Tuhan. Aku betah berlama-lama di perhentian pagi ini.