Langsung ke konten utama

Mengagumi Dari Jauh

Mengagumimu dari kejauhan. Yah.. dari jauh.
Karena kita berada di dua pulau yang berbeda walau masih satu Indonesia. Aku hanya bisa menunggumu mengatakan perasaanmu padaku. Bukan hanya panggilan sayang tanpa kejelasan hitam di atas putih. Bukan surat perjanjian juga maksudnya.
Aku masih belum mengerti bagaimana kau memaknai hubungan ini. Apakah kau golongan orang yang menyetujui ungkapan ini?

Aku mencintaimu, kau mencintaiku, itu sudah cukup menjelaskan hubungan kita. Berpacaran itu hanya status belaka.cinta kita tidak butuh status itu, yang jelas kita saling mencintai.

Hmm...
aku tidak menyalahkan pandangan itu. Hanya saja buatku semua harus jelas. Walaupun status tidak penting. Tapi setidaknya hubungan ini jelas. Setelah kita lulus di perguruan tinggi kita masing-masing kita sudah jarang berkomunikasi. Dariku, aku segan saja padamu. Gak enak. Takut ganggu. Takut ada yang marah pula. hm.. begitulah. Dan sekarang hubungan kita benar-benar putus. Aku hanya bisa membaca status-statusmu yang tidak kumengerti maksudnya apa. ya..

***
hm.. seorang pria yang cukup aneh. Tidak banyak bicara. Simple. Tapi otak double. Cukup menarik. Itulah yang terngiang dalam pikiranku ketika berkesempatan satu ruangan belajar dengan dia. Seriusan tapi bisa gokil-gokilan juga.

Hari begitu cepat berlalu dan aku tidak pernah tahu jika dia cukup tertarik denganku. Aku hanya tau ketika temanku menyampaikan pertanyaan-pertanyaan tentang aku olehnya. Gak pernah nyangka kalo dia perhatian. Haha,,,

waktu itu, aku masih punya hubungan dengan yang lain. Aku tak mungkin menghianatinya. Yah.. aku hanya melewati hari dengan berfokus pada kertas-kertas yang penuh soal untuk diselesaikan.

Semua ujian telah kulalui untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dan tibalah pengumuman kelulusan malam ini. Jantungku benar-benar bekerja ekstra untuk membaca hasilnya. Jaringan yang lelet membuat keringat ikut ambil bagian. Dan... itu semua tidak sia-sia. Aku lulus! Sesaat kemudian kudengar telpon genggamku berbunyi. Beberapa pesan ucapan selamat atas kelulusanku. Aku pun membalas pesan-pesan tersebut. Kembali flashback bagaimana pengorbanan yang telah kami berikan selama ini. Uang, waktu, pikiran, dan tenaga. Tertawa lepas saja mengingat itu semua.

Tengah malam tiba, dan telepon genggamku berbunyi kembali, kali ini bukan pesan singkat melainkan panggilan dari teman dekatku.
“hai.. lulus nya kau?”, ucap suara dari telepon.
“iya.. puji Tuhan lah aku lulus.. gak sia-sialah diskusi kita itu... haha”, jawabku.
“kau nggak nanya aku?”
“haha.. lulus nya kau sob?”
“emm.. kasih tau gak ya...??”
“izz, mentel lah... lulusnya kan?”
“puji Tuhan lah.. aku pun lulus sob. :)”
“oh.. baguslah..”
“gmana kabarmu? Baiknya kan? Sama dia juga, cmna? Aman kan?”
“dia siapa?”
“itu si Dieo”
“gak tau lagi gimana kabarnya. Kami udah lost kontak.”
“suka dia samamu.”
“hah? Bedjanda lah”
“iya. Aku serius..” jawabnya dengan nada meyakinkan.
“dia nggk pernah bilang kok”
“ehemm.. dia itu tipe orang yang romantis sob, gak pake sama dia cuma bilang “i love U””
“o gitu.. ya sudahlah.. lagian aku lagi mau sendiri dulu, mau fokus sama kuliah ini dulu. Baru itu ntar-ntar lah” jawabku mengelakkan.
“jiah.. sayang kali lah sob, aku udah setuju kalo kau jadi sama dia. Komposisi yang pas uda kalian dua itu....”
“...”

dan percakapan itu berlanjut sampai dini hari. Tidak ada yang bisa kukatakan. Aku hanya bisa menunggunya di sini. Mungkin jika waktunya tepat, dia akan mengunggkapkannya padaku.

***

huft... hari yang melelahkan. Tugas dimana-mana. Lelah sekali minggu ini. Perlahan kumainkan musik di handphoneku. Dan aku teringat lagi padanya. Apa dia juga mengingatku di sini. Atau dia telah menemukan yang lain lagi. Wanita kan nggk cuman satu. hm.. kupejamkan mataku dan mulailah hati ini merenda kata-kata filosopi nya sendiri. Yah.. seharusnya aku ambil jurusan filsafat bukannya biologi. Tapi ya sudahlah.

Mungkin menunggu cinta itu butuh hati yang tetap yakin walau mungkin akan dikecewakan,
tapi, hati ini telah siap untuk kecewa bila ternyata cinta itu tidak lagi memilih hati ini.
Tak apa, mengaguminya saja telah membuat hati ini bahagia.
Jika memang tidak berpasangan nantinya
pasti ada kepingan hati yang lain yang pas dengan kepingan yang kupunya.
Tak apa, mungkin dengan yang lain aku bisa lebih bahagia,
walau sebenarnya kesempurnaan kebahagiaan hati ini bila bersamamu.

Masih di sini, dihati yang masih tetap menanti

***

sebuah tulisan singkat dari fiksi dalam pikiranku
@cnoovy

Komentar

  1. keyen cerpennya gk kyk pnyaku komen back y

    BalasHapus
  2. trimakasih boi..
    saya juga masih belajar..

    BalasHapus
  3. semua oran gpast pernah ngalamin ini
    nice post

    BalasHapus
  4. keren nih tulisan ente mbak bro,kunjungan balik ke ane ya :)

    BalasHapus
  5. Mantab sobat :D

    KOmentar baliknya aku tunggu ya :D
    http://namikaze-bima.blogspot.com

    BalasHapus
  6. Seepp....

    kembangkan lagi yah ....
    :)

    BalasHapus
  7. Seepp....
    Kembangkan lah ............

    BalasHapus

Posting Komentar

Jangan jadi silent reader. Tinggalkan jejakmu di sini ya.. :)

Postingan populer dari blog ini

Cemewew, Wakadobret, Wakacipuy

Bahasa adalah sesuatu yang indah, yang bisa menyampaikan perasaan heart to heart dengan untaian manis. Sebagai seseorang yang suka menulis, aku adalah pencinta kata. KBBI tentunya tidak jauh-jauh dari aku. Ahahaha... Seorang teman mengajakku berbicara di sela perkuliahan waktu lalu. Aku hanya mendengarkan apa yang dikatakannya padaku tanpa begitu mengerti maksud dari ucapannya. kau sekarang sedang cemewew kan,? berarti kalian wakarapet. lalu kalian wakadobol, nah nanti nggk lama lagi kau sama dia bakal wakadobret. nah akibat dari wakadobret tersebut maka kau akan mengalami yang namanya wakacipuy. Udah, wakacipuy ajalah kau. nggak yakin aku, kau cemewew. haha..nggak ngerti? Haaha pasti nggak ngerti. Makanya nonton NET TV mamen.... Dengan muka yang masih bingung, hatiku berbisik Gimana ceritanya nonton TV? lah, TV aja nggak punya. walah.. wakadubrak! Esoknya, istilah-istilah itu semakin membooming karena dia mempresentasikannya saat presentasi materi di depan kelas. Akhirn

Tahap-tahap dalam proses belajar menurut Albert Bandura

Note :  Ini catatan aku waktu tadi diperpus. Aku takut hilang kayak file-file PPD aku barusan. :'( Jadi aku posting aja.             Menurut bandura (1977), seorang behavioris moderat penemu teori social learning / observational learning, setiap proses belajar (yang dalam hal ini terutama dalam belajar sosial dengan menggunakan model) terjadi dalam urutan tahapan peristiwa yang meliputi :       Tahap perhatian ( attentional phase) .   Tahap penyimpanan dalam ingatan ( retention phase )       Tahap reproduksi ( reproduction phase )       Tahap motivasi ( motivation phase ) Tahap-tahap di atas berawal dari adanya peristiwa stimulus atau sajian perilaku model dan berakhir dengan penampilan atau kinerja (performance) tertentu sebagai hasil/perolehan belajar seorang siswa. Dalam bukunya sosial learning Theory, Albert Bandura sebagaimana dikutip oleh Pressly  & McCormic (1995:217-218) menguraikan tahapan-tahapan tersebut kurang lebih seperti yang dipaparkan dibaw

Panggilan Keakraban di Batak PakPak

Berhubung saya suka mempelajari suku-suku di indonesia ini, dan kebetulan dapat wawasan dari sebuah akun twitter  Batak_Com  , jadi, saya share kan buat teman-teman bloger sekalian sebagai penambah wawasan. Berikut ini  Sebutan/Panggilan kekerabatan di Batak Pakpak 1.Daholi = Pria,   2.Daberru = Wanita,   3.Empung Daholi=Kakek   4.Empung Daberru = Nenek,   5.Nange=Ibu kandung,   6.Bapa=Ayah kandung,   7.Kaka=Kakak   8.Anggi=Adik     9.Turang=Panggilan umum untuk saudara/I yang belum saling mengerti silsilah marganya.   10.Impal=Panggilan untuk wanita/pria dimana secara adat merupakan calon jodohnya (Pariban)   11.Silih = Panggilan si suami untuk saudara laki-laki / satu marga dengan si istri   12.silih=Panggilan dari orang tua laki-laki si suami pada orang tua laki-laki si istri demikian juga            sebaliknya   13.Silih=Panggilan anak laki-laki pada anak laki-laki dari puhun dan sebaliknya.   14.Eda = Panggilan si istri untuk saudara wanita/satu