Langsung ke konten utama

Musik

Kalo orang bilang music is my life, buat aku nggak. Trus? Apa aku nggak suka music, lagu, dkk nya? Suka. Tapi music is my life is not my style. Senandung hatiku adalah musik jiwaku. Irama perjalanan hidupku adalah ibarat not yang menyusun lagu-lagu indah yang bahkan melegenda.

Dulu, aku juga pernah bersemboyan music is my life, aku nggak pernah bosan dengerin musik. Tapi lama kelamaan, semua lagu yang kudengar mulai membosankan. Tema lagu kebanyakan tentang kegalauan hati, putus cinta, jadian, lagi dekat sama seseorang, sedang merasakan bunga-bunga cinta, dan lain-lain yang sejalan dengan itu. Aa,,, tsumaranai. Bukankah hidup tidak hanya berkutat pada cinta, cinta, dan cinta. Masih banyak hal lain dalam hidup ini. Cita-cita, karir, traveling, prestasi dan prestise atau apalah yang bisa kita kejar kedepannya. Kebanyakan remaja ababil terhipnotis dengan suka duka hatinya. Kalau menurutku, lagu-lagu seperti itu menyesatkan karena anak-anak jaman sekarang pun lagu yang didengarnya tidak sesuai lagi dengan umurnya. Anak-anak yang seharusnya menikmati masa kecilnya jadi galau-galau karena pacar. Ironissss!

Kan uda beda zaman coy...!
iya, beda. Tapi nggak harus merusak jugakan? Zaman boleh berganti, tapi jati diri kita ini jangan sampai rusak. Cita-cita kita untuk maju jangan sampai terhenti hanya karena terus terpuruk dalam kegalauan hati. Negara ini masih membutuhkan tangan-tangan kepedulian kita untuk membangun tanah air tercinta ini.

Tapi, aku coba ambil hikmahnya. Perhatikanlah lagu-lagu yang ada. Lebih banyak yang galau, kecewa, sakit hati, dsb ketimbang yang lagu-lagu bahagia, hepii-hepii. Kenapa coba?? Karena kebanyakan kita lebih mudah bertahan didalam kesedihan dan kegalauan, dibanding bertahan dalam tawa dan sukacita. Seharusnya itu seimbang. Kita juga tidak akan tertawa berulang kali pada sebuah lelucon yang sama. Maka kita seharusnya tidak menangis berulangkali untuk hal yang sama.
Kalem aja, lanjut terus....

NB:

Bukan bermaksud menggurui, tapi ini hanya pemberian semangat dan motivasi.
untukku dan untuk kamu yang membacanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cemewew, Wakadobret, Wakacipuy

Bahasa adalah sesuatu yang indah, yang bisa menyampaikan perasaan heart to heart dengan untaian manis. Sebagai seseorang yang suka menulis, aku adalah pencinta kata. KBBI tentunya tidak jauh-jauh dari aku. Ahahaha... Seorang teman mengajakku berbicara di sela perkuliahan waktu lalu. Aku hanya mendengarkan apa yang dikatakannya padaku tanpa begitu mengerti maksud dari ucapannya. kau sekarang sedang cemewew kan,? berarti kalian wakarapet. lalu kalian wakadobol, nah nanti nggk lama lagi kau sama dia bakal wakadobret. nah akibat dari wakadobret tersebut maka kau akan mengalami yang namanya wakacipuy. Udah, wakacipuy ajalah kau. nggak yakin aku, kau cemewew. haha..nggak ngerti? Haaha pasti nggak ngerti. Makanya nonton NET TV mamen.... Dengan muka yang masih bingung, hatiku berbisik Gimana ceritanya nonton TV? lah, TV aja nggak punya. walah.. wakadubrak! Esoknya, istilah-istilah itu semakin membooming karena dia mempresentasikannya saat presentasi materi di depan kelas. Akhirn

Tahap-tahap dalam proses belajar menurut Albert Bandura

Note :  Ini catatan aku waktu tadi diperpus. Aku takut hilang kayak file-file PPD aku barusan. :'( Jadi aku posting aja.             Menurut bandura (1977), seorang behavioris moderat penemu teori social learning / observational learning, setiap proses belajar (yang dalam hal ini terutama dalam belajar sosial dengan menggunakan model) terjadi dalam urutan tahapan peristiwa yang meliputi :       Tahap perhatian ( attentional phase) .   Tahap penyimpanan dalam ingatan ( retention phase )       Tahap reproduksi ( reproduction phase )       Tahap motivasi ( motivation phase ) Tahap-tahap di atas berawal dari adanya peristiwa stimulus atau sajian perilaku model dan berakhir dengan penampilan atau kinerja (performance) tertentu sebagai hasil/perolehan belajar seorang siswa. Dalam bukunya sosial learning Theory, Albert Bandura sebagaimana dikutip oleh Pressly  & McCormic (1995:217-218) menguraikan tahapan-tahapan tersebut kurang lebih seperti yang dipaparkan dibaw

Panggilan Keakraban di Batak PakPak

Berhubung saya suka mempelajari suku-suku di indonesia ini, dan kebetulan dapat wawasan dari sebuah akun twitter  Batak_Com  , jadi, saya share kan buat teman-teman bloger sekalian sebagai penambah wawasan. Berikut ini  Sebutan/Panggilan kekerabatan di Batak Pakpak 1.Daholi = Pria,   2.Daberru = Wanita,   3.Empung Daholi=Kakek   4.Empung Daberru = Nenek,   5.Nange=Ibu kandung,   6.Bapa=Ayah kandung,   7.Kaka=Kakak   8.Anggi=Adik     9.Turang=Panggilan umum untuk saudara/I yang belum saling mengerti silsilah marganya.   10.Impal=Panggilan untuk wanita/pria dimana secara adat merupakan calon jodohnya (Pariban)   11.Silih = Panggilan si suami untuk saudara laki-laki / satu marga dengan si istri   12.silih=Panggilan dari orang tua laki-laki si suami pada orang tua laki-laki si istri demikian juga            sebaliknya   13.Silih=Panggilan anak laki-laki pada anak laki-laki dari puhun dan sebaliknya.   14.Eda = Panggilan si istri untuk saudara wanita/satu