Aku bukan orang yang tidak pernah lemah. Saat lemah atau sedang down berat nggak segan- segan aku nangis, terpuruk dalam duka dan tekanan berat alias depresi. Tapi dari lemahlah aku belajar menjadi kuat. Belajar caranya bangkit berdiri dari keterpurukan.
Dia -orang yang mencintaiku- akan ikut menyelami kesedihanku. Namun sayangnya aku lebih betah berlama-lama dalam kesedihan sedangkan dia akan cepat sekali bosan dengan kesedihan. Cukuplah. Buat apa dipikirkan kali. Udah gitu aja yang ada dipikirannya itu. Aku nggak tahu, bagaimana lelakiku itu bisa begitu mudah menetralkan pikirannya. Apa karena dia lelaki dan aku perempuan?
Saat dia bersusah hati melihat air mataku, dia akan berusaha untuk menghapusnya dari wajahku. Bahkan air yang keluar dari hidungku pun dia tidak pernah jijik untuk mengelapnya pake tangannya bahkan. Segitu tulusnya cintanya itu. :') Terkadang malah aku yang risih digituin. Aku tanya, "Kamu nggak jijik apa pegang ingusku?" Lalu dengan wajah tulus dan polosnya itu dia bilang, "Nggak".
Melihatnya melakukan itu, air mataku malah semakin menetes. Aku terharu. Dan untuk sejenak aku melupakan kesedihanku.
"Kalau mau menangis, menangis saja. Asal janji besok kamu lebih bahagia. Ingat ya, kamu harus janji nggak boleh nangis lagi. Kamu harus kuat, seperti yang kamu bilang bahwa kamu kuat." Ujarnya.
Senyum manisnya yang benar-benar manis itu menutup nasihatnya padaku. Aku selalu bisa bahagia dari kesederhanaannya.
Terimakasih lelakiku. :')
Dia -orang yang mencintaiku- akan ikut menyelami kesedihanku. Namun sayangnya aku lebih betah berlama-lama dalam kesedihan sedangkan dia akan cepat sekali bosan dengan kesedihan. Cukuplah. Buat apa dipikirkan kali. Udah gitu aja yang ada dipikirannya itu. Aku nggak tahu, bagaimana lelakiku itu bisa begitu mudah menetralkan pikirannya. Apa karena dia lelaki dan aku perempuan?
Saat dia bersusah hati melihat air mataku, dia akan berusaha untuk menghapusnya dari wajahku. Bahkan air yang keluar dari hidungku pun dia tidak pernah jijik untuk mengelapnya pake tangannya bahkan. Segitu tulusnya cintanya itu. :') Terkadang malah aku yang risih digituin. Aku tanya, "Kamu nggak jijik apa pegang ingusku?" Lalu dengan wajah tulus dan polosnya itu dia bilang, "Nggak".
Melihatnya melakukan itu, air mataku malah semakin menetes. Aku terharu. Dan untuk sejenak aku melupakan kesedihanku.
"Kalau mau menangis, menangis saja. Asal janji besok kamu lebih bahagia. Ingat ya, kamu harus janji nggak boleh nangis lagi. Kamu harus kuat, seperti yang kamu bilang bahwa kamu kuat." Ujarnya.
Senyum manisnya yang benar-benar manis itu menutup nasihatnya padaku. Aku selalu bisa bahagia dari kesederhanaannya.
Terimakasih lelakiku. :')
Komentar
Posting Komentar
Jangan jadi silent reader. Tinggalkan jejakmu di sini ya.. :)