Dengan segala rasa yang sudah berkecamuk dari tadi, akhirnya aku putuskan untuk pergi. Setidaknya hatiku lebih lega saat ini.
Setidaknya pengalaman ibu di sampingku mengajarkanku untuk terus berjuang apapun cerita dalam hati ini yang bergejolak lebay seolah mau menang sendiri.
"Sini dulu kau ya nak, mamak mau bilang orang yang di sana dulu biar jangan pisah-pisah kita."
" mamak jangan pigilah. Mamak sinilah sama aku."
"Iya nakku. Sebentar dulu ya."
kami terpisah-pisah duduknya. Uda sisa dua lagi tiketnya. Untung baik apanya. Disurunya lah pangku aja anakku yang kecil ini. Ucap ibu itu kepada kami yang ada di sini.
aku memperhatikan segala upayanya. Dengan wajah yang tanpa takut gagal dan denga keoptimisannya dia memohon orang yang bersangkutan untuk bertukar tempat duduk dengannya.
keoptimisannya itu mengingatkanku pada seseorang yang juga seperti itu. Dan, huwala... Mereka selalu berhasil melewati segala sesuatu yang seharusnya digalaukan (menurutku).
Hidup untuk hari ini. Sebuah statemen yang benar-benar bertentangan denganku. Tapi sepertinya sejauh aku berjalan dalam jalan kehidupan ini, memang seperti itulah hidup. Kita tidak hidup untuk mada lalu atau masa depan. Kita tidak hidup pada hari lalu atau esok hari. Kita hidup hari ini. TODAY.
Jarak satu stasiun telah terlewati. Mungkin waktunya aku untuk tenang di atas gerbong ini. Melewati hidup yang mudah hanya punya satu cara. Hidup optimis apapun yang terjadi dan hiduplah untuk hari ini.
Setidaknya pengalaman ibu di sampingku mengajarkanku untuk terus berjuang apapun cerita dalam hati ini yang bergejolak lebay seolah mau menang sendiri.
"Sini dulu kau ya nak, mamak mau bilang orang yang di sana dulu biar jangan pisah-pisah kita."
" mamak jangan pigilah. Mamak sinilah sama aku."
"Iya nakku. Sebentar dulu ya."
kami terpisah-pisah duduknya. Uda sisa dua lagi tiketnya. Untung baik apanya. Disurunya lah pangku aja anakku yang kecil ini. Ucap ibu itu kepada kami yang ada di sini.
aku memperhatikan segala upayanya. Dengan wajah yang tanpa takut gagal dan denga keoptimisannya dia memohon orang yang bersangkutan untuk bertukar tempat duduk dengannya.
keoptimisannya itu mengingatkanku pada seseorang yang juga seperti itu. Dan, huwala... Mereka selalu berhasil melewati segala sesuatu yang seharusnya digalaukan (menurutku).
Hidup untuk hari ini. Sebuah statemen yang benar-benar bertentangan denganku. Tapi sepertinya sejauh aku berjalan dalam jalan kehidupan ini, memang seperti itulah hidup. Kita tidak hidup untuk mada lalu atau masa depan. Kita tidak hidup pada hari lalu atau esok hari. Kita hidup hari ini. TODAY.
Jarak satu stasiun telah terlewati. Mungkin waktunya aku untuk tenang di atas gerbong ini. Melewati hidup yang mudah hanya punya satu cara. Hidup optimis apapun yang terjadi dan hiduplah untuk hari ini.
Komentar
Posting Komentar
Jangan jadi silent reader. Tinggalkan jejakmu di sini ya.. :)