Sebenarnya sedih nya hatiku ini
Sedih kali pun
Ingin kuhentikan aliran ini. Aliran yang sedari tadi jatuh menghangat di pipi. Nggk berharap kalo dia yang akan mengusapnya. Aku bisa ngusap sendiri pake tisu di sampingku.
Dan...n..
Kembali berlinang.
Belum cukupkah rasa sakit ini?
Belum cukupkah perih ini?
Kecewa ini?
Belum cukupkah tetesan yang sekarang sudah menjadi aliran?
Aku bisa saja membuat icon " :) " atau " :D "
Aku bisa saja mengicaukan " Senang kali aku hari ini "
Tapi kenyataanya siapa yang tahu?
Orang bilang, lebih mudah pura-pura bahagia dari pada pura-pura sedih
Masalahnya, Aku nggk pande pura-pura. -_-)"
Aku ingin marah dengan keadaan ini.
Tapi siapa yang peduli?
Sejenak aku ingin protes dengan takdir
Sejenak aku terlihat mirip dengan 'beliau' yang kemarin datang dengan membawa begitu tanda tanya keberadaannya.
Salahkah jika aku protes dengan keadaan ini?
Aku pun tidak tahu
Aku bisa saja tertawa dengan beliau-beliau yang lain.
Tapi siapakah yang mampu menahan sedih itu lebih lama.
Pada akhirnya aku hanya diam mencoba mencari kesibukanku dengan tugas-tugas kuliah ini.
Tapi...
Kertas-kertas itu tiba-tiba basah tanpa kusadari.
Ya..
Tetesan itu jatuh lagi. Berlinang lagi.
Uda capek. Uda bengkak mataku ini.
Nyoba untuk bangkit lagi.
Dan aku harus bisa.
Sedih kali pun
Ingin kuhentikan aliran ini. Aliran yang sedari tadi jatuh menghangat di pipi. Nggk berharap kalo dia yang akan mengusapnya. Aku bisa ngusap sendiri pake tisu di sampingku.
Dan...n..
Kembali berlinang.
Belum cukupkah rasa sakit ini?
Belum cukupkah perih ini?
Kecewa ini?
Belum cukupkah tetesan yang sekarang sudah menjadi aliran?
Aku bisa saja membuat icon " :) " atau " :D "
Aku bisa saja mengicaukan " Senang kali aku hari ini "
Tapi kenyataanya siapa yang tahu?
Orang bilang, lebih mudah pura-pura bahagia dari pada pura-pura sedih
Masalahnya, Aku nggk pande pura-pura. -_-)"
Aku ingin marah dengan keadaan ini.
Tapi siapa yang peduli?
Sejenak aku ingin protes dengan takdir
Sejenak aku terlihat mirip dengan 'beliau' yang kemarin datang dengan membawa begitu tanda tanya keberadaannya.
Salahkah jika aku protes dengan keadaan ini?
Aku pun tidak tahu
Aku bisa saja tertawa dengan beliau-beliau yang lain.
Tapi siapakah yang mampu menahan sedih itu lebih lama.
Pada akhirnya aku hanya diam mencoba mencari kesibukanku dengan tugas-tugas kuliah ini.
Tapi...
Kertas-kertas itu tiba-tiba basah tanpa kusadari.
Ya..
Tetesan itu jatuh lagi. Berlinang lagi.
Uda capek. Uda bengkak mataku ini.
Nyoba untuk bangkit lagi.
Dan aku harus bisa.
Komentar
Posting Komentar
Jangan jadi silent reader. Tinggalkan jejakmu di sini ya.. :)