Langsung ke konten utama

Tempe dari Daun Singkong



Percaya nggak percaya sih...
Daun singkong atau di medan lebih dikenal dengan daun ubi bisa menjadi bahan baku tempe...
Taunya baru pagi ini. Buka yang lagi ngetren, eh nemu deh judul "Tempe Daun Singkong".

Ternyata tempe daun singkong ini 'made in' Universitas Andalas, Sumatera Barat. Penemunya adalah Bapak Prof. Dr. Amri Bakhtiar MS. Dess.APT.
Tempe daun singkong terbuat dari daun singkong dan ragi. Cara mengolahnya cukup mudah, tidak membutuhkan biaya tinggi dan bisa diolah secara manual.
Kandungan gizi (protein) pada daun singkong tinggi, bahkan setelah diolah jadi tempe, kandungan proteinnya makin bertambah.
Selain mengandung beta karotin pro vitamin A (sama dikandung wortel), tempe daun singkong juga mengandung mineral lainnya yang dibutuhkan tubuh. 
Tempe daun singkong bisa dimasak setelah berumur tiga hari, selain gurih digoreng, juga enak sebagai campuran gulai. 

"Kita sudah mengajukan daun singkong dipatenkan ke Dirjen Dikti, guna melindungi temuan tersebut agar tidak ditiru," katanya. 

Cara Membuatnya:
Sebanyak satu kilogram daun singkong direbus --satu cara untuk mengambil zat aktifnya disebut `rutin`-- lalu dikeringkan. Selanjutnya ditambahkan ragi tempe sebanyak 1-2 gr (satu sendok teh), diaduk dan dimasukan ke dalam plastik sebagai wadahnya.
Daun singkong sudah bercampur dengan ragi berada dalam plastik itu selanjutnya didiamkan di tempat terlindung dari sinar matahari.
Tempe daun singkong bisa dimasak setelah berumur tiga hari, selain gurih digoreng, juga enak sebagai campuran gulai. Makanan ini bisa tahan lebih lama jika direbus, setelah dingin lebih baik disimpan dalam kulkas. 

Hm... keren kan sobat..
Aku jadi pengen nyoba gimana rasanya ya...?
^.^
 
referensi : merdeka.com

Komentar

Posting Komentar

Jangan jadi silent reader. Tinggalkan jejakmu di sini ya.. :)

Postingan populer dari blog ini

Cemewew, Wakadobret, Wakacipuy

Bahasa adalah sesuatu yang indah, yang bisa menyampaikan perasaan heart to heart dengan untaian manis. Sebagai seseorang yang suka menulis, aku adalah pencinta kata. KBBI tentunya tidak jauh-jauh dari aku. Ahahaha... Seorang teman mengajakku berbicara di sela perkuliahan waktu lalu. Aku hanya mendengarkan apa yang dikatakannya padaku tanpa begitu mengerti maksud dari ucapannya. kau sekarang sedang cemewew kan,? berarti kalian wakarapet. lalu kalian wakadobol, nah nanti nggk lama lagi kau sama dia bakal wakadobret. nah akibat dari wakadobret tersebut maka kau akan mengalami yang namanya wakacipuy. Udah, wakacipuy ajalah kau. nggak yakin aku, kau cemewew. haha..nggak ngerti? Haaha pasti nggak ngerti. Makanya nonton NET TV mamen.... Dengan muka yang masih bingung, hatiku berbisik Gimana ceritanya nonton TV? lah, TV aja nggak punya. walah.. wakadubrak! Esoknya, istilah-istilah itu semakin membooming karena dia mempresentasikannya saat presentasi materi di depan kelas. Akhirn

Tahap-tahap dalam proses belajar menurut Albert Bandura

Note :  Ini catatan aku waktu tadi diperpus. Aku takut hilang kayak file-file PPD aku barusan. :'( Jadi aku posting aja.             Menurut bandura (1977), seorang behavioris moderat penemu teori social learning / observational learning, setiap proses belajar (yang dalam hal ini terutama dalam belajar sosial dengan menggunakan model) terjadi dalam urutan tahapan peristiwa yang meliputi :       Tahap perhatian ( attentional phase) .   Tahap penyimpanan dalam ingatan ( retention phase )       Tahap reproduksi ( reproduction phase )       Tahap motivasi ( motivation phase ) Tahap-tahap di atas berawal dari adanya peristiwa stimulus atau sajian perilaku model dan berakhir dengan penampilan atau kinerja (performance) tertentu sebagai hasil/perolehan belajar seorang siswa. Dalam bukunya sosial learning Theory, Albert Bandura sebagaimana dikutip oleh Pressly  & McCormic (1995:217-218) menguraikan tahapan-tahapan tersebut kurang lebih seperti yang dipaparkan dibaw

Panggilan Keakraban di Batak PakPak

Berhubung saya suka mempelajari suku-suku di indonesia ini, dan kebetulan dapat wawasan dari sebuah akun twitter  Batak_Com  , jadi, saya share kan buat teman-teman bloger sekalian sebagai penambah wawasan. Berikut ini  Sebutan/Panggilan kekerabatan di Batak Pakpak 1.Daholi = Pria,   2.Daberru = Wanita,   3.Empung Daholi=Kakek   4.Empung Daberru = Nenek,   5.Nange=Ibu kandung,   6.Bapa=Ayah kandung,   7.Kaka=Kakak   8.Anggi=Adik     9.Turang=Panggilan umum untuk saudara/I yang belum saling mengerti silsilah marganya.   10.Impal=Panggilan untuk wanita/pria dimana secara adat merupakan calon jodohnya (Pariban)   11.Silih = Panggilan si suami untuk saudara laki-laki / satu marga dengan si istri   12.silih=Panggilan dari orang tua laki-laki si suami pada orang tua laki-laki si istri demikian juga            sebaliknya   13.Silih=Panggilan anak laki-laki pada anak laki-laki dari puhun dan sebaliknya.   14.Eda = Panggilan si istri untuk saudara wanita/satu