Langsung ke konten utama

Ngelmu Day 1

Sudah lama tidak menulis di sini. Jadi, saya mau challenge diri sendiri untuk menulis 30 hari start 1 Juli 2021. Semoga saya berhasil. Amin.

Sebagai pembuka, challenge diri sendiri ini saya beri nama #Ngelmu alias nyari ilmu kalau dalam bahasa jawanya.

Berawal dari libur sekolah yang sudah dimulai sejak akhir Juni 2021 lalu, maka saya pun merasa bosan sekali berada #dirumahaja tanpa kegiatan yang berarti. Yah, hanya mengerjakan rutinitas belaka saja. agar tidak biasa, saya pun mencari soal-soal UTBK dan juga soal-soal matematika lainnya untuk saya selesaikan. Itung-itung buat melatih daya ingat saya kembali karena jujur saja, sejak pandemi ini rasanya kinerja otak sedikit turun. Tapi ternyata, latihan ngerjain soal ini pun menemukan kejenuhan pula. Saya siasati dengan membaca buku-buku yang belum selesai dibaca. Ini pun membuat jenuh jua.

Akhirnya, saya punya ide lain. Bagaimana kalau saya mengikuti Diklat/Pelatihan/Bimtek saja? Mumpung ada waktu dan kesempatan malah bisa jadi menambah nilai dan kualitas diri juga kan? Plus nambah kenalan dari berbagai daerah tanpa harus nongkrong di luar. Paling tidak, inilah usaha saya untuk mendukung himbauan pemerintah untuk 6M dan juga dukungan saya kepada para nakes yang sudah hampir-hampir kolaps karena membeludaknya pasien Covid-19.

Lalu, jadilah. Saya mengikuti 3 pelatihan sekaligus. 

- Membuat Publikasi Ilmiah Diktat

- Membuat Makalah Best Practise

- #BelajarSemangatGuru dari Kemdikbud

Gila! Niat sekali saya.

Sebenarnya pelatihan pertama dan kedua itu karena ketepatan jadwalnya hampir sama. Menurut saya keduanya cukup worth it dan kebetulan diselenggarakan online, jadi saya bisa mengikuti keduanya. Sementara yang ketiga, saya baru cek halaman guru belajar setelah saya mendaftar keduanya dan hari terakhir pendaftaran adalah hari dimana saya mebuka halaman tersebut dan langsung Ruang Webinar siangnya. Jadi, karena saya juga tidak punya kesibukan yang berarti dan syukur puji Tuhan saya masih diberikan kesehatan, maka kalau kata orang sini, gassskeun ajalah.


Begitulah awal mula cerita #Ngelmu saya ini. Mungkin ada baiknya jika saya abadikan momen-momen #Ngelmu ini di dalam blog usang tersayang ini.

Hari ini dimulailah pelatihan hari pertama untuk pelatihan 1 dan 2. 

Pelatihan 1 zoom jam 13.00-15.30 WIB.

Sungguh, Narasumbernya oke sekali dalam menyampaikan materi. Jelas, ringkas, dan padat. Pokoknya mantap. Saya jadi tahu ternyata Diktat dan Modul itu berbeda. Diktat lebih sederhana dari Modul. Diktat berisi ringkasan materi dan contoh soal sementara Modul berisi materi, kegiatan siswa, contoh soal, dan kunci jawaban. Beda tipis, tapi cukup signifikan kalau kita membuka keduanya. (Tentang hal ini, mungkin akan saya tuliskan tersendiri).

Pelatihan 2 via Telegram jam 19.30 WIB.

Iya, pelatihannya malam, kawan. Hampir saja terlambat karena sore tadi keliling nyari miso dulu. Ntah kenapa pingin miso. Dari penjelasan narasumber, saya jadi tahu kalau Best Practise ini mirip PTK bedanya gak ada pakai siklus. Best Practices harus inovatif dan membawa perubahan atau hasil yang signifikan. Kata kuncinya di perubahan yang signifikan ini. 

Pelatihan 3 sudah dimulai 30 Juni 2021 semalam. Narasumbernya pak Adi dan mbak Nana (iya Nana mata Najwa itu). Yang saya dapat dari Webinar I #BelajarSemangatGuru adalah benar-benar semangat. Yang paling membekas adalah apa yang disampaikan oleh mbak Nana, yakni:G

Guru yang merdeka lah yang bisa membebaskan anak.

Guru yang antusias yang bisa menularkan rasa ingin tahu.

Dan, hanya Guru belajar yang pantas mengajar. 

Tertampar gak sih buat para guru? Ini jadi pengingat diri sendiri untuk selalu mau belajar hal baru. Mungkin lingkungan kerja kita kurang mendukung untuk penerapannya, tapi setidaknya kita tidak pernah menutup diri untuk kemajuan dan perubahan yang sedang terjadi. Mungkin tidak hari ini atau saat ini. Mungkin 1 atau 2 tahun ke depan. Kapan pun itu, jika waktunya tiba, kita sudah siap sejak lama. 🤩💪 Yosshhhh....! 

Semangat buat para pendidik hebat!

Demikian saja mungkin yang bisa saya tuliskan di sini berhubung mata saya sudah demo dari tadi minta istirahat. Jika ada waktu akan saya tambahkan ilmu-ilmu lain yang saya dapat dari #Ngelmu hari ini.

Terimakasih sudah membaca. 

Mari kita terus #Ngelmu. 💪😊





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cemewew, Wakadobret, Wakacipuy

Bahasa adalah sesuatu yang indah, yang bisa menyampaikan perasaan heart to heart dengan untaian manis. Sebagai seseorang yang suka menulis, aku adalah pencinta kata. KBBI tentunya tidak jauh-jauh dari aku. Ahahaha... Seorang teman mengajakku berbicara di sela perkuliahan waktu lalu. Aku hanya mendengarkan apa yang dikatakannya padaku tanpa begitu mengerti maksud dari ucapannya. kau sekarang sedang cemewew kan,? berarti kalian wakarapet. lalu kalian wakadobol, nah nanti nggk lama lagi kau sama dia bakal wakadobret. nah akibat dari wakadobret tersebut maka kau akan mengalami yang namanya wakacipuy. Udah, wakacipuy ajalah kau. nggak yakin aku, kau cemewew. haha..nggak ngerti? Haaha pasti nggak ngerti. Makanya nonton NET TV mamen.... Dengan muka yang masih bingung, hatiku berbisik Gimana ceritanya nonton TV? lah, TV aja nggak punya. walah.. wakadubrak! Esoknya, istilah-istilah itu semakin membooming karena dia mempresentasikannya saat presentasi materi di depan kelas. Akhirn

Tahap-tahap dalam proses belajar menurut Albert Bandura

Note :  Ini catatan aku waktu tadi diperpus. Aku takut hilang kayak file-file PPD aku barusan. :'( Jadi aku posting aja.             Menurut bandura (1977), seorang behavioris moderat penemu teori social learning / observational learning, setiap proses belajar (yang dalam hal ini terutama dalam belajar sosial dengan menggunakan model) terjadi dalam urutan tahapan peristiwa yang meliputi :       Tahap perhatian ( attentional phase) .   Tahap penyimpanan dalam ingatan ( retention phase )       Tahap reproduksi ( reproduction phase )       Tahap motivasi ( motivation phase ) Tahap-tahap di atas berawal dari adanya peristiwa stimulus atau sajian perilaku model dan berakhir dengan penampilan atau kinerja (performance) tertentu sebagai hasil/perolehan belajar seorang siswa. Dalam bukunya sosial learning Theory, Albert Bandura sebagaimana dikutip oleh Pressly  & McCormic (1995:217-218) menguraikan tahapan-tahapan tersebut kurang lebih seperti yang dipaparkan dibaw

Panggilan Keakraban di Batak PakPak

Berhubung saya suka mempelajari suku-suku di indonesia ini, dan kebetulan dapat wawasan dari sebuah akun twitter  Batak_Com  , jadi, saya share kan buat teman-teman bloger sekalian sebagai penambah wawasan. Berikut ini  Sebutan/Panggilan kekerabatan di Batak Pakpak 1.Daholi = Pria,   2.Daberru = Wanita,   3.Empung Daholi=Kakek   4.Empung Daberru = Nenek,   5.Nange=Ibu kandung,   6.Bapa=Ayah kandung,   7.Kaka=Kakak   8.Anggi=Adik     9.Turang=Panggilan umum untuk saudara/I yang belum saling mengerti silsilah marganya.   10.Impal=Panggilan untuk wanita/pria dimana secara adat merupakan calon jodohnya (Pariban)   11.Silih = Panggilan si suami untuk saudara laki-laki / satu marga dengan si istri   12.silih=Panggilan dari orang tua laki-laki si suami pada orang tua laki-laki si istri demikian juga            sebaliknya   13.Silih=Panggilan anak laki-laki pada anak laki-laki dari puhun dan sebaliknya.   14.Eda = Panggilan si istri untuk saudara wanita/satu