Langsung ke konten utama

Ngelmu Day 8

Hari ini mengurus beberapa administrasi yang belum clear. Walaupun hari diawali dengan mendung dan cuaca malas mendukung, saya berusaha untuk tetap menuntaskannya hari ini. Oiya, saya punya kebiasaan baru yakni membuat To-Do List dibuku catatan saya. Sedikit banyaknya ini sangat membantu saya untuk lebih produktif setiap hari. Yah, seperti ada kepuasan tersendiri ketika melihat semua list ter-cheklist. Seru aja gitu. Menantang diri sendiri. Hahaha. Seperti kita ketahui bersama, Rebahan sudah menjadi seperti pekerjaan tetap hari-hari yang melanda kaula tua dan muda. Ah, khususnya saya. 😂 Tapi saya bertobat setelah penyakit kemalasan dan tekanan batin yang saya alami ketika melihat di sosial media anak-anak SMA yang terus belajar untuk persiapan masuk perguruan tingginya. Hey! Masa iya kalah sama yang muda-muda. 💪😎

Jadi, kembali ke topik ngelmu kita. Pelajaran penting yang saya dapatkan hari ini adalah tentang komunikasi dan koordinasi. Waktu kecil saya sudah mengerti yang namanya egois dan ini merupakah salah satu sifat yang tidak usah ditumbuhkembangkan. Lalu di 2019 saya mendengar istilah ego sektoral. Nah, semakin kemari semakin banyak pemuja ego yang jenisnya juga jadi makin beragam. Entahlah. Saya tak bisa jelaskan rinciannya di sini, tapi kalau penasaran silakan lihat sekeliling anda bahkan keegoisan itu terekam dan terpampang nyata di banyak media. Tinggal kitanya aja yang berhikmat untuk melihatnya.

Begini, jadi ada data administrasi saya yang kurang tepat dan saya mengajukan perbaikan untuk itu. Ketika ditanya kenapa bisa terjadi padahal syarat sudah dilengkapi ternyata mereka menyalahkan si pihak lain. Pihak lainnya saya tanya ya kembali mereka menyalahkan si bagian administrasi tersebut. Sebenarnya, jika mau jujur saja masalah kesilapan ini bisa selesai kurang dari 30 detik. Lanjut ke administrasi lainnya, ya begitu juga. Terjadi miskomunikasi antara satu dengan lainnya sehingga data yang diupdate di database unvalid. Tapi di kasus kedua ini, operator yang melayani sangat dewasa sekali menyikapi permasalahan ini, sehingga permasalahan pun selesai dalam waktu kurang dari 30 detik. 

Lihat. Kedewasaan pribadi kita sangat berpengaruh sekali terhadap efektivitas dan keprofesionalan kita dalam pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kita. Sungguh. kata kunci hari ini adalah kedewasaan. Seperti kita ketahui, pribadi yang dewasa tidak lagi ego sentral, menyalahkan orang lain, melempar tanggung jawab ke orang lain, dsb. Pribadi yang dewasa itu, sudah seperti melihat sesuatu itu luas sekali dan berfokus pada penyelesaian masalah yang paling efektif.

Ah, semoga saya dan pembaca bisa menjadi pribadi yang dewasa dan tentunya bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cemewew, Wakadobret, Wakacipuy

Bahasa adalah sesuatu yang indah, yang bisa menyampaikan perasaan heart to heart dengan untaian manis. Sebagai seseorang yang suka menulis, aku adalah pencinta kata. KBBI tentunya tidak jauh-jauh dari aku. Ahahaha... Seorang teman mengajakku berbicara di sela perkuliahan waktu lalu. Aku hanya mendengarkan apa yang dikatakannya padaku tanpa begitu mengerti maksud dari ucapannya. kau sekarang sedang cemewew kan,? berarti kalian wakarapet. lalu kalian wakadobol, nah nanti nggk lama lagi kau sama dia bakal wakadobret. nah akibat dari wakadobret tersebut maka kau akan mengalami yang namanya wakacipuy. Udah, wakacipuy ajalah kau. nggak yakin aku, kau cemewew. haha..nggak ngerti? Haaha pasti nggak ngerti. Makanya nonton NET TV mamen.... Dengan muka yang masih bingung, hatiku berbisik Gimana ceritanya nonton TV? lah, TV aja nggak punya. walah.. wakadubrak! Esoknya, istilah-istilah itu semakin membooming karena dia mempresentasikannya saat presentasi materi di depan kelas. Akhirn

Tahap-tahap dalam proses belajar menurut Albert Bandura

Note :  Ini catatan aku waktu tadi diperpus. Aku takut hilang kayak file-file PPD aku barusan. :'( Jadi aku posting aja.             Menurut bandura (1977), seorang behavioris moderat penemu teori social learning / observational learning, setiap proses belajar (yang dalam hal ini terutama dalam belajar sosial dengan menggunakan model) terjadi dalam urutan tahapan peristiwa yang meliputi :       Tahap perhatian ( attentional phase) .   Tahap penyimpanan dalam ingatan ( retention phase )       Tahap reproduksi ( reproduction phase )       Tahap motivasi ( motivation phase ) Tahap-tahap di atas berawal dari adanya peristiwa stimulus atau sajian perilaku model dan berakhir dengan penampilan atau kinerja (performance) tertentu sebagai hasil/perolehan belajar seorang siswa. Dalam bukunya sosial learning Theory, Albert Bandura sebagaimana dikutip oleh Pressly  & McCormic (1995:217-218) menguraikan tahapan-tahapan tersebut kurang lebih seperti yang dipaparkan dibaw

Panggilan Keakraban di Batak PakPak

Berhubung saya suka mempelajari suku-suku di indonesia ini, dan kebetulan dapat wawasan dari sebuah akun twitter  Batak_Com  , jadi, saya share kan buat teman-teman bloger sekalian sebagai penambah wawasan. Berikut ini  Sebutan/Panggilan kekerabatan di Batak Pakpak 1.Daholi = Pria,   2.Daberru = Wanita,   3.Empung Daholi=Kakek   4.Empung Daberru = Nenek,   5.Nange=Ibu kandung,   6.Bapa=Ayah kandung,   7.Kaka=Kakak   8.Anggi=Adik     9.Turang=Panggilan umum untuk saudara/I yang belum saling mengerti silsilah marganya.   10.Impal=Panggilan untuk wanita/pria dimana secara adat merupakan calon jodohnya (Pariban)   11.Silih = Panggilan si suami untuk saudara laki-laki / satu marga dengan si istri   12.silih=Panggilan dari orang tua laki-laki si suami pada orang tua laki-laki si istri demikian juga            sebaliknya   13.Silih=Panggilan anak laki-laki pada anak laki-laki dari puhun dan sebaliknya.   14.Eda = Panggilan si istri untuk saudara wanita/satu